Viewing entries tagged
Oxo-biodegradablePlastic

INOVASI KANTONG PLASTIK RAMAH LINGKUNGAN PADA PAMERAN PRODUK INDUSTRI PLASTIK DAN KARET 2019

INOVASI KANTONG PLASTIK RAMAH LINGKUNGAN PADA PAMERAN PRODUK INDUSTRI PLASTIK DAN KARET 2019

Jakarta, 9 Juli 2019 - Kali ketiga Greenhope, PT Harapan Interaksi Swadaya ikut berpartisipasi dalam acara tahunan yang digawangi oleh Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, yaitu Pameran Produk Industri Plastik & Karet 2019.

Pada technical meeting persiapan pameran yang dilaksanakan di hari Kamis (4/7), Taufik Bawazier, Direktur Industri Kimia Hilir dan Farmasi, menyampaikan bahwa pada pameran tahun ini, kementerian ingin berfokus pada tema Industri 4.0, yang integrate dan inovatif dari hulu ke hilir dalam inovasi-inovasi industri buatan anak negeri yang memiliki daya saing tinggi di kancah global.

Karena itu, Greenhope tak ingin ketinggalan dengan memanfaatkan momen tersebut untuk memamerkan berbagai inovasi terbarunya dalam bidang teknologi plastik mudah terurai dan ramah lingkungan. Masih dengan dua brand besarnya, Oxium (Oxo-biodegradable Plastic) dan Ecoplas (Cassava-based degradable bioplastic) dengan aplikasi-aplikasi baru dan inovatif seperti:

  1. Sedotan fleksibel yang terbuat dari singkong, tahan air, tidak merubah rasa minuman, berbau karamel (dari pati singkong) dan tentunya ramah lingkungan. Solusi praktis dan bijaksana untuk para pelaku bisnis yang ingin turut berperan aktif mendukung program pemerintah, terutama Perpres 83 tahun 2018.

  2. Cup Liner pada paper cup dengan teknologi Oxium yang sudah dipasarkan secara massal di Singapura dan berbagai negara di Asia Tenggara. Aman tersentuh makanan, pasti terurai dalam 2 tahun dan dapat didaur ulang.

  3. Ecorasa, Kemasan F&B ramah lingkungan yang sudah banyak dipakai oleh berbagai catering kenamaan di Indonesia, restoran dan berbagai kafe juga kedai kopi kekinian. Menjadi kekinian melalui gaya hidup sehat dan ramah lingkungan kini semakin mudah.

  4. Kantong Kurban Mudah Terurai dengan teknologi Oxium. Tidak hanya berkurban membawa kebaikan untuk umat, pun kantong plastik ramah lingkungan yang digunakan membawa kebaikan untuk bumi. Berkurban untuk umat dan lingkungan tidak pernah semudah ini.

  5. Dan masih banyak lagi produk-produk inovatif lainnya.

Penasaran seperti apa produk ramah lingkungan itu? Atau memang sedang mencari produk-produk mudah terurai tersebut? Ingin tahu juga mengenai harga-harga spesial yang ditawarkan? Ayo kunjungi booth Greenhope di Pameran Produksi Industri Plastik dan Karet, 9 - 12 Juli 2019 di Booth No. 17, Plasa Perindustrian, Gedung Kementerian Perindustrian, Jalan Gatot Subroto.

CEO Greenhope Merespon Berbagai Regulasi Pelarangan Plastik di Indonesia

CEO Greenhope Merespon Berbagai Regulasi Pelarangan Plastik di Indonesia

Jakarta, 8 Januari 2018 - Greenhope sebagai pioner produsen teknologi ramah lingkungan mudah terurai buatan 100% putra Indonesia yang sudah diuji secara internasional dan sudah dipatenkan baik di Amerika maupun Singapura, dengan dua brandnya, Ecoplas (plastik yang terbuat dari singkong) dan Oxium (aditif pengurai plastik konvensional), sangat memahami betapa regulasi-regulasi mengenai pelarangan penggunaan plastik kini cukup membuat resah berbagai kalangan.  Industri saat ini kalang kabut menentukan langkah apa yang seharusnya dilakukan, masyarakat luas juga bingung menentukan alternatif pengganti plastik yang bisa digunakan dan tersedia di pasaran. Industri plastik ramah lingkungan pun tak luput dibuat bingung dengan berbagai pelarangan yang muncul di berbagai daerah dan tidak selaras, karena setiap daerah mendadak menjadi “ahli plastik”, “ahli teknologi”, “ahli uji”, dlsb. Dan mendefinisikan standar ramah lingkungan masing-masing.  Bisa dibayangkan dampaknya terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, terhadap usaha-usaha, roda perekonomian, standar operating procedures (SOP2) yang lintas daerah, bisa macet semua.

Menanggapi hal tersebut, CEO Greenhope (PT Harapan Interaksi Swadaya) Bapak Tommy Tjiptadjaja, menyatakan bahwa sesungguhnya pihaknya turut mengapresiasi langkah-langkah yang diambil oleh berbagai pihak dalam menanggulangi krisis sampah plastik saat ini karena sangat selaras dengan misi Greenhope untuk membuat produksi dan konsumsi masyarakat lebih berkelanjutan (United Nation Sustainable Development Goal No 12). Beliau juga sangat berterima kasih terhadap berbagai pihak yang sudah konsisten bermigrasi dari plastik konvensional ke plastik ramah lingkungan, terutama Ecoplas dan Oxium.  Memang dinamika dunia plastik saat ini sedang sangat bergejolak, sedang transisi dari plastik konvensional ke berbagai wujud Reduce, Reuse, Recycle, dan Return to Earth (menangani end of life nya sampah tersebut). Setiap “R” itu penting perannya agar dampaknya riil, significant, bersatu padu. Maka tidak heran bila hal tersebut menimbulkan kebingungan di berbagai kalangan, tak hanya industri secara umum, masyarakat awam, bahkan industri plastik ramah lingkungan itu sendiri.

Namun begitu beliau percaya bahwa pengguna teknologi Ecoplas dan Oxium sesungguhnya sudah berada di jalur yang benar dan tepat. Ke depannya teknologi ini akan menjadi solusi yang sangat relevan dan berkelanjutan dengan dilandasi berbagai hal berikut:

  1. Perpres 83 tahun 2018 yang ditandatangani oleh Presiden Indonesia, Bapak Ir. Joko Widodo. Beliau membentuk tim yang dikoordinasi dan diketuai oleh Menteri Kemenko Maritim dan ketua harian Menteri KLHK, memberi mandat agar segera menyelesaikan permasalahan sampah plastik yang masuk ke laut. Tim tersebut membawahi inisiatif dari 16 kementerian dengan salah satu fokusnya yaitu peningkatan industri degradable dan daur ulang. Pemerintah dimandatkan menaikkan dan mendukung industri tersebut baik dari hulu maupun hilir. Jadi industri-industri tersebut harus didorong lebih lagi pertumbuhannya baik di tingkat teknologi maupun di tingkat barang jadi (finished goods).

  2. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia sendiri sesungguhnya sudah mengesahkan standar SNI Ekolabel Tipe 1 7188.7:2016 dan Ekolabel Tipe 2 Swadeklarasi untuk Ecoplas dan Oxium, melalui proses yang sangat panjang dan relevan dengan melibatkan berbagai pihak yang kredibel seperti LIPI, doktor2 pemegang paten biodegradable lulusan Jepang maupun yang sekolah beasiswa di Jepang, juga berbagai pihak independen. Secara menyeluruh, masing-masing pihak sudah mereview kedua teknologi tersebut dengan standar-standar internasional yang relevan dan menyatakan bahwa Ecoplas dan Oxium telah lolos uji.

  3. Teknologi2 yang sudah lolos uji dalam negeri tersebut seperti Ecoplas, Oxium, dan juga ada teknologi2 lain juga yang sudah lolos, masing-masing sudah lulus berbagai uji teknis standar internasional yang intensif, menyeluruh, seperti ASTM 6954, ASTM 6866, ASTM 5208, ASTM G21, uji migrasi standar BPOM, FDA, Jepang, dlsb. lainnya.  Jadi semua tes2 ini sangat serius sifatnya, teruji dan terbukti.

“Menurut pandangan kami, kami percaya nanti akan ada sinkronisasi kebijakan antara daerah dengan pusat. Karena kebijakan-kebijakan yang saat ini terbit memiliki definisi ramah lingkungan yang berbeda satu sama lain dan tidak holistik. Penterjemahan definisi ramah lingkungan yang holistik seharusnya melihat berbagai aspek pendukung, seperti life cycle analysis, kemudian konsumsi energi, bahkan aspek mudah terurainya pun juga perlu ditinjau. Mudah terurai pun harus dijui dengan tes dan alat yang tepat dengan standar pengujian internasional yang tepat pula, bukan hanya uji di jalanan oleh awam saja. Analisa mikroplastik hanya bisa dilakukan dengan standar uji dan alat yang benar.  Kami mengajak agar bersama-sama menjadi lebih hijau tetapi jangan overreact”, begitu beliau menjelaskan.

“Untuk itu teman-teman sudah ada di jalur yang benar, intensi yang benar, dengan landasan hukum yang benar, sehingga kalau ada pihak-pihak yang masih bingung bisa dijelaskan dengan keterangan-keterangan tersebut.  Mungkin di jangka pendek ini masih ada kebingungan, tetapi kita yakin pada ujungnya akal sehat, prinsip kehati2an, standar Negara Kesatuan agar roda perekonomian lintas daerah jalan terus, akan menang. Kita semua harus meningkatkan utamanya penanganan sampah lebih baik lagi, perilaku masyarakat harus ditingkatkan, pemakaian plastik perlu dikurangi (Reduce), botol2 bisa pakai ulang (Reuse), daur ulang ditingkatkan (Recycle), dan pemakaian plastik harus lebih mudah terurai (Return to Earth).  Jika semuanya dilakukan bersatu padu dan jangan tumpang tindih, kiranya kita akan bersama mencapai Indonesia yang lebih hijau tetapi juga sejahtera”, tutupnya.

Greenhope Selected for Unreasonable Goals Program for Dedication to Addressing the UN’s Sustainable Development Goals by 2030

Greenhope Selected for Unreasonable Goals Program for Dedication to Addressing the UN’s Sustainable Development Goals by 2030

December 4, 2018 – After a rigorous selection process involving hundreds of world-class companies from across the world, Tommy Tjiptadjaja from Greenhope, Indonesia was chosen to join fifteen other ventures in the second annual Unreasonable Goals program that ran in November 2018.

On September 25, 2015, leaders from 193 countries came together at the United Nations and adopted a set of 17 Sustainable Development Goals (SDGs) that include ending hunger, conserving the oceans, ensuring gender equality, and providing access to clean energy for all. Unreasonable Goals is a partnership between governments, multinationals, and Unreasonable Group with the singular focus of accelerating our ability to achieve these noteworthy goals by leveraging market forces.

The two-week program is designed to bring together 16 highly scalable entrepreneurial solutions, each uniquely positioned to solve at least one of the SDGs. The 17 th goal represents the importance of public-private partnerships to achieve the UN’s agenda, with the Secretary’s Office of Global Partnerships at the U.S. Department of State as the founding partner of this initiative in 2017. The cornerstone partners this year include Johnson & Johnson and Lottery.com.

Greenhope is a technology social enterprise with the mission to help the world convert toward more sustainable consumption and production through technologies in sustainable plastics and agriculture. Ecoplas, its patented cassava/tapioca-based degradable bioplastic, is sourced from farmer cooperatives across Indonesia who receive a ‘Fair for Life’ certified trade price for their work. Ecoplas has been used to make shopping bags, landfill covers, garbage bags, dog waste bags, packaging, and more. Oxium is a US-patented additive that speeds up the oxidation and biodegradation of plastic, rapidly shortening its molecular and chemical chains and making ordinary plastics degrade within two years into CO2, H2O, and biomass.

Greenhope’s 100% organic product, Komposku, rejuvenates contaminated soil and brings back its natural fertility to ensure better and sustainable yields and income for farmers. Greenhope actively collaborates with various parties across local and national governments, the private sector (manufacturers, brand owners), and NGOs in ten countries around the world (and expanding rapidly) to deliver systemic changes for a better and more sustainable world.

During the intensive program, Greenhope received mentorship and advice from business experts and serial entrepreneurs, including Tom Chi, former head of experience at Google X; Betty Hudson, President at Hudson & Associates and former Chief Communications Officer at National Geographic; and Hunter Lovins, TIME Magazine Hero of the Planet and founder of Natural Capitalism Solutions.

The program took place in Connecticut and included a curated funder’s gathering, where Greenhope showcased our innovation. “As an idealistic company trying to solve one of the world’s most challenging problems, it can feel lonely at times. Through Unreasonable Goals community of leaders and mentors, I learnt so much, gained many new friends, was energized and inspired, introduced to many new networks, and also contributed my expertise as part of the community. It was one of the life changing experience in my life, personally and professionally. Going forward, I fully expect to deliver greater positive impact together, enabled to a large extent by this program”, Tommy reflected.

Hosted by a different country every year, the partnership will run annually until 2030. “After running the initiative for 13 years, we will have worked with over 200 of the fastest growing and most promising global entrepreneurs of our time,” says Daniel Epstein, the founder and CEO of Unreasonable Group. “We will have partnered with several national governments and dozens of multinational corporations and organizations. It’s this collective global network that will direct billions of dollars to the world’s most pressing problems and impact billions of lives.”

Cumulatively, the 16 companies that participated in last year’s inaugural Unreasonable Goals program have raised over $174M USD, generated revenue of over $143M, and are already positively impacting the lives of nearly 95 million people in over 75 countries.

To learn more about this initiative and the ventures, visit https://unreasonable-goals.com/.

About the Companies

First Access (Goal #1: No Poverty) is creating the smart data platform with configurable mobile apps for lenders to digitize, automate, and reach any customer, anywhere.

ALGAMA (Goal #2: Zero Hunger) is harnessing the unique potential of micro-algae to make food that is sustainable and nutritious for a rapidly growing global population.

Copper3D (Goal #3: Good Health and Well-Being) is setting a new standard in the 3D printing industry by developing antibacterial nanocomposites that fight bacteria for printed prosthetics.

BRCK (Goal #4: Quality Education) is building the tools for connectivity to bring Africans online for free, securing over 250,000 users of its public WiFi platform in just a few months.

Bloomlife (Goal #5: Gender Equality) is designing the future of prenatal care with the most advanced combination of technology, science, and medical expertise, serving over 4,000 moms to date.

Cambridge Industries (Goal #6: Clean Water and Sanitation & Goal #7: Affordable and Clean Energy) is designing, constructing, and operating extremely cost-competitive and scalable waste-to-energy facilities customized for Sub-Saharan Africa.

LabourNet (Goal #8: Decent Work and Economic Growth) is improving worker skills and productivity in the informal sector through its vocational training programs, skilling over 700,000 people in India.

Ambercycle (Goal #9: Industry, Innovation, and Infrastructure) is transforming millions of tons of waste apparel into raw material for textile production, contributing to a fully circular supply chain for clothing by 2030.

Lidya (Goal #10: Reduced Inequalities) is building the financial services platform of the future for Africans worldwide, with over 100,000 businesses signed up for their service.

Roots Studio (Goal #11: Sustainable Cities and Communities) is digitizing the endangered work and stories of traditional artists from remote regions around the world into an online library for licensing, with over 2,000 artists to date.

Greenhope (Goal #12: Responsible Production and Consumption) is making plastics green by using agritechnology to make bio-based and degradable plastic alternatives, with its products in over ten countries and counting.

Veerhouse Voda (Goal #13: Climate Action) is providing environmentally sustainable and disaster resistant buildings to the Caribbean 5x faster than traditional methods.

Catalina Sea Ranch (Goal #14: Life Below Water) is creating the first aquaculture facility in U.S. federal waters to deliver fresh, sustainable, regenerative protein to feed the world.

Lingrove (Goal #15: Life on Land) is making wood without trees and creating high-performance and eco-friendly natural fiber materials to bring lighter, stronger, and better products to market.

IN-Code Technologies (Goal #16: Peace, Justice, and Strong Institutions) is countering illicit trade and creating a safer world by eliminating counterfeit markets with proven, invisible, anti- counterfeit marker technology.

Hala Systems (Goal #16: Peace, Justice, and Strong Institutions) is developing innovative technology solutions to reduce harm, increase security, and stabilize communities in some of the toughest places on Earth.

 

About Unreasonable Group

Unreasonable’s mission is to drive resources to and breakdown barriers for entrepreneurs solving key global challenges (i.e. ensuring renewable energy reaches the 1.3 billion people currently without electricity, reimagining the future of healthcare, or addressing the global unemployment crisis). Through running worldwide accelerator programs, a globally oriented private equity fund, an extensive network of serial business leaders as mentors, and advanced storytelling and media activities, Unreasonable is designed to exclusively support entrepreneurs positioned to solve society's toughest problems. For further information about Unreasonable, please visit our website, http://www.unreasonablegroup.com.

 

ecorasa: Sahabat Alam dan Makanan

ecorasa: Sahabat Alam dan Makanan

Beberapa tahun terakhir publik mulai diramaikan dengan berbagai berita dan kampanye mengenai gaya hidup zero-waste, isu mikroplastik pada air kemasan hingga kampanye anti plastik. Belum lagi dengan berbagai video yang beredar mengenai berbagai satwa yang menjadi korban dari ‘kecelakaan’ sampah plastik yang terbuang di laut. Baru-baru ini bahkan berbagai kota mulai menerbitkan peraturan yang melarang penggunaan kantong belanja plastik, seperti Bogor, Banjarmasin, Bandung, dan banyak lagi.

Hal tersebut turut memicu pertumbuhan gerakan-gerakan yang menawarkan solusi pengganti plastik yang layak diapresiasi, seperti gerakan membawa tas belanja sendiri, membawa botol minum sendiri, juga membawa kotak makan sendiri. Namun begitu efektivitas gerakan-gerakan tersebut tentu perlu dikaji lebih dalam mengingat pemakaian plastik yang sudah sangat masif dalam kehidupan manusia.

Plastik digunakan tak hanya sebagai kantong belanja, tapi juga sebagai kemasan, alat makan, kantong sampah, dan berbagai aplikasi plastik sekali pakai. Hal ini tentu menimbulkan pertanyaan bisakah kita hidup tanpa plastik?

Proses produksi plastik yang sejatinya merupakan bahan sisa olahan minyak bumi menjadikan plastik sebagai bahan yang paling hemat energi dan ramah lingkungan juga paling ekonomis. Fungsionalitas, fleksibilitas dan durabilitas yang sangat tinggi, memungkinkan plastik untuk menjaga makanan agar tetap awet selama proses penyimpanan dan distribusi. Karakteristik plastik yang sangat kuat juga cocok digunakan untuk membuat alat-alat rumah tangga, digunakan dalam industri penerbangan, elektronik, dlsb.

ecorasa - Solusi Holistik Dilema Kemasan F&B

Pemakaian plastik yang sangat masif tersebut ditambah dengan munculnya berbagai regulasi yang melarang penggunaan plastik menimbulkan kegalauan dalam masyarakat untuk mencari alternatif pengganti plastik. Terutama plastik sekali pakai yang berakhir di TPA dan bernilai ekonomis rendah sehingga menyulitkan pemulung untuk menjualnya ke pengepul daur ulang.

“Saya melihat masalah sampah plastik sudah semakin parah dan perlu gerakan nyata dari berbagai pihak, pelaku bisnis, pemerintah, komunitas, bahkan masyarakat umum untuk bersama-sama berperan aktif. Kalau kita lihat sampah-sampah plastik tersebut cukup didominasi oleh kemasan makanan sekali pakai. Untuk itu saya pikir, sudah waktunya perlu ada kemasan makanan dan minuman yang ramah lingkungan yang mudah terurai, tidak menjadi mikroplastik tapi luruh kembali ke bumi sehingga membentuk lingkaran produksi yang holistik. ecorasa hadir di masyarakat menawarkan solusi tersebut”, ujar Shivan, Direktur utama ecorasa, kemasan F&B yang ramah lingkungan dan mudah terurai.

Beliau menekankan bahwa plastik sudah sejak lama menjadi sahabat manusia modern tapi tidak bagi alam. Mulai dari proses urai yang membutuhkan waktu sepanjang 500 - 1000 tahun dan terfragmentasi menjadi mikroplastik yang membahayakan lingkungan.

ecorasa dengan Teknologi Oxium, Oxo-biodegradable Additive

ecorasa merupakan kemasan ramah lingkungan pertama di Indonesia yang mampu membuktikan bahwa produk-produknya dapat terurai kembali ke tanah menggunakan teknologi aditif pengurai plastik, Oxium. Oxium berfungsi sebagai pro-oksidan yang mampu memecah rantai karbon plastik yang panjang menjadi pendek dan mudah dimakan mikroba dan kembali ke tanah menjadi biomassa, H2O dan CO2. Hal ini memungkinkan kemasan makanan dan minuman ecorasa untuk terurai kembali ke tanah hanya dalam kurun waktu 5 tahun saja.

Pembuktian tersebut dilakukan melalui pengujian yang kredibel baik di Indonesia maupun di dunia internasional, diantaranya uji berstandar Amerika yaitu ASTM 6954, sertifikasi SNI Ekolabel Tipe 2, aman untuk makanan dan sudah dipatenkan di Amerika dan Singapura, meskipun teknologi tersebut merupakan 100% teknologi asli Indonesia yang ditemukan, dikembangkan dan diteliti di Indonesia.

Jadi sudah sepatutnya kita berbangga hati dengan inovasi dan kreasi anak bangsa yang sudah mendunia ini. ecorasa juga sudah menggandeng berbagai brand owner ternama yang memang sangat peduli terhadap lingkungan dan aktif mengkampanyekan gaya hidup ramah lingkungan seperti Kulina, XXI, Grand Hyatt, dll. Kalau mereka saja sudah pakai ecorasa, kamu kapan?

Informasi lebih lanjut mengenai ecorasa dapat menghubungi:

Widya

P. +62 812-1281-1876 | E. hello@ecorasa.id