Sampah berhubungan erat dengan kehidupan kita sehari-hari. Di DKI Jakarta khususnya sampah yang dihasilkan 7000ton setiap harinya dan 14% diantaranya merupakan sampah plastik (https://news.detik.com/berita/d-3825854/setiap-hari-jakarta-hasilkan-7000-ton-sampah). Ada banyak usaha telah dilakukan untuk mengurangi volume sampah tersebut seperti edukasi mengenai pentingnya memilah sampah, pengurangan penggunaan wadah sekali pakai, serta konsep 3R.

Saat ini sebanyak 460 bank sampah di DKI Jakarta sudah menjalankan program 3R tersebut. Bank sampah sendiri merupakan tempat penampungan sampah yang sudah dipilah-pilah, dimana nantinya sampah tersebut akan didistribusikan untuk diolah kembali. Namun sejauh ini baru sekitar 5% dari total keseluruhan sampah yang berhasil diolah oleh bank sampah dan didaur ulang.

Konsep 3R sendiri sebenarnya sudah berjalan cukup baik di negra-negara Eropa, terbukti dari volume sampah yang berhasil dikelola mencapai lebih dari 90%. Berbeda dengan Eropa, Indonesia merupakan negara dengan luas wilayah mencapai hampir 2,000,000 km persegi dan negara kepulauan yang terdiri dari 17,000 pulau. Kondisi geografis ini membuat pelaksanaan konsep 3R, dimana sampah plastik yang ada perlu dikumpulkan dan dikelola menjadi sulit dilakukan.

Untuk mengatasi permasalahan sampah plastik ini berbagai pihak akhirnya merumuskan gagasan-gagasan dimana selain 3R perlu ekstensi program seperti:


1. Replace

Masyarakat diarahkan untuk mengganti atau menghindari barang yang sekali pakai dengan barang yang bisa dipakai berulang-ulang. Misalnya membawa kantong sendiri saat berbelanja, atau penggunaan botol minum dan kotak bekal.

 

2. Repair

Usaha-usaha untuk mempebaiki kerusakan yang telah dibuat oleh manusia diperlukan untuk menjaga kelangsungan hidup dan lingkungan. Usaha perbaikan ini bisa berbentuk kampanye maupun kegiatan lain yang tujuannya untuk memperbaiki kerusakan yang sudah terjadi.

 

3. Recreate / Recover

Sampah yang tidak dapat didaurulang dapat dikonversi menjadi listrik, panas, maupun bahan bakar melalui proses thermal dan biological.

4. Return to Earth

Sampah pada akhirnya akan kembali terurai kedalam bumi, namun terkadang proses penguraian tersebut cukup panjang, seperti contohnya plastik membutuhkan waktu 500-1000 tahun untuk bisa terurai, maka diperlukan solusi plastik ramah lingkungan yang lebih cepat terurai.

Terlepas dari solusi-solusi yang telah dijabarkan diatas, masih banyak solusi lain untuk memerangi permasalahan sampah plastik ini. Namun tanpa dukungan dari kita, sebagai konsumen yang menghasilkan sampah plastik, solusi-solusi tersebut tidak akan berjalan efektif. Untuk itu, mari bersama-sama memerangi sampah plastik dengan menjadi solusi itu sendiri.