Greenhope dan Petani Singkong Lokal Bangun Rantai Pasok Berkeadilan Lewat Skema Fair for Life

Senin, 14 April 2025

PT Harapan Interaksi Swadaya (Greenhope), perusahaan pelopor bioplastik berbasis bahan terbarukan di Indonesia, terus memperkuat komitmennya terhadap keberlanjutan sosial dan lingkungan melalui kemitraan jangka panjang dengan petani singkong di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Sejak tahun 2016, Greenhope telah bekerja sama dengan kelompok tani singkong menjalankan skema Fair for Life (FFL)—sebuah standar internasional untuk perdagangan yang adil dan rantai pasok yang bertanggung jawab—untuk memastikan keadilan, transparansi, dan keberlanjutan di sepanjang rantai pasok singkong. 

Kemitraan yang Tumbuh dari Akar Rumput 

Kemitraan ini dijalankan bersama Kelompok Tani Setia, sebuah kelompok tani lokal yang terdiri dari sekitar 20 orang petani kecil dengan total lahan budidaya sekitar 20 hektare. Para petani ini menanam singkong secara tradisional dan ramah lingkungan, menggunakan pupuk kandang alami dan hampir tidak menggunakan bahan kimia sintetis. Praktik ini sangat sejalan dengan visi Greenhope dalam menghasilkan bioplastik yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Sebagian dari anggota kelompok tani tersebut sudah bekerjasama dengan GH dalam skema projek FFL ini.  

Singkong yang dibudidayakan petani diolah menjadi tepung singkong dan tapioka, yang menjadi bahan baku utama resin bioplastik Greenhope seperti Ecoplas dan Naturloop. Resin-resin ini digunakan untuk memproduksi produk plastik yang dapat terurai secara hayati, termasuk kantong belanja ramah lingkungan dan kemasan kompos, baik untuk pasar domestik maupun internasional. 

Harga Premium dan Dukungan Nyata 

Sebagai bagian dari komitmen Fair Trade, Greenhope membeli singkong dari petani dengan harga premium sebesar Rp 1.650/kg, jauh di atas harga pasar lokal (Rp 1.000–1.350/kg). Selain harga yang lebih baik, Greenhope juga memberikan: 

  • Dana premium sebesar Rp 125/kg, dan 

  • Fee kelembagaan untuk kelompok tani sebesar Rp 75/kg 

  • Pembelian minimal 2.000 kg per bulan selama musim panen 

  • Penjadwalan tanam dan panen yang disepakati bersama antara petani dan Greenhope 

Model pembelian ini memberikan kepastian harga, volume, dan waktu, serta menciptakan sistem perdagangan yang adil dan saling menguntungkan. 

Pemberdayaan Masyarakat Lebih dari Sekadar Dagang 

Komitmen Greenhope tidak berhenti pada transaksi pembelian. Perusahaan juga aktif memberikan dukungan dalam bentuk: 

Pengembangan Infrastruktur 

  • Pembangunan dan perbaikan jalan setapak pertanian dan dua jembatan desa 

  • Pembangunan fasilitas penepungan tapioka dan area pengeringan singkong 

Pemberdayaan Perempuan dan Inovasi Produk Lokal 

  • Pendampingan terhadap Kelompok Wanita Tani (KWT) dalam pelatihan pengolahan hasil tani 

  • Pengembangan produk berbasis singkong seperti kue tradisional, egg roll, mie mocaf, dan mie instan bermerek SIMICO 

  • Bantuan desain kemasan ramah lingkungan untuk produk olahan lokal 

Pelatihan dan Edukasi Pertanian Berkelanjutan 

  • Pelatihan pertanian organik, pembuatan kompos, serta keselamatan dan kesehatan kerja (K3

  • Penyediaan Alat Pelindung Diri (APD) dan edukasi penggunaannya 

Dampaknya terasa langsung oleh masyarakat desa—kapasitas produksi meningkat, nilai tambah produk lokal meningkat, dan perempuan desa mendapatkan ruang untuk berperan dalam aktivitas ekonomi. 

Dampak Sosial dan Lingkungan 

Skema FFL memberikan dampak nyata di lapangan: 

  • Petani memperoleh pendapatan yang lebih stabil dan layak 

  • Kelompok tani kini mampu memproduksi berbagai olahan dari singkong dan mocaf 

  • Sistem budidaya yang alami dan rendah input kimia mendukung pertanian yang lebih sehat dan berkelanjutan 

Kemitraan ini juga memperkuat ketahanan ekonomi pedesaan dan membuka peluang partisipasi perempuan dalam pengelolaan usaha tani dan pengolahan hasil. 

Tantangan yang Dihadapi 

Meskipun program ini menunjukkan dampak positif, beberapa tantangan tetap ada: 

  • Sebagian besar petani adalah usia lanjut dengan tingkat pendidikan rendah, yang membuat alih teknologi menjadi lebih lambat 

  • Ancaman alih fungsi lahan menjadi permukiman dan usaha komersial seperti kafe mulai muncul 

  • Minimnya keterlibatan generasi muda dalam pertanian menjadi ancaman serius bagi keberlanjutan jangka panjang 

Komitmen Greenhope ke Depan 

Greenhope melihat Fair for Life bukan sekadar sertifikasi, melainkan sebagai wujud nyata dari cara kerja dan nilai yang diyakini. Ke depan, Greenhope berkomitmen untuk: 

  • Memperluas model kemitraan ini ke lebih banyak petani di berbagai wilayah 

  • Mendukung penggunaan dana premium untuk program yang disepakati melalui musyawarah kelompok tani 

  • Meningkatkan pelibatan generasi muda dalam pertanian regeneratif 

  • Terus mengembangkan inovasi bahan ramah lingkungan dengan rantai pasok yang transparan dan adil 

“Kami percaya bahwa keberlanjutan sejati dimulai dari keadilan di tingkat akar rumput. Fair for Life bukan sekadar label—ini adalah cara kami bekerja dan bertumbuh bersama petani.” 
— Tim Sustainability Greenhope